Tanggal 1 s/d 6 April kemaren diri pulang ke Bukittinggi. Yah tempat yang tidak akan pernah terlupakan seumur hidup. Bukan hanya karena tempat kelahiran tetapi juga merupakan tempat yang sangat diri sanjung karena nilai religius nya.
Adaik Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
enam buah kata penting yang sangat diri sanjung sebagai orang minang. Adat yang didasarkan kepada Syarak(Agama), Agama itu adalah Islam dengan dasar Kitabullah (Al Quran).
Kenangan masa kecil, tidur di surau(mushalla) tak kan pernah terlupakan... kena marah karena telat bangun subuh. atau ngerjain teman yang sama-sama tidur di surau. Tapi mungkin itu hanya dulu, hanya dulu....dan sekarang??
Hari Kamis (2 April 2009), diri menjenguk kampung tercinta...semua sudah banyak berubah, banyak sekali malahan.. mulai dari balai(pasar) yang sudah mulai sepi, anak-anak muda yang berkeliaran di sore hari (ada, tapi hanya sedikit) mungkin mengingat falsafah minang, pergi merantau. Tidak sedikit juga banyak perubahan yang membantu kehidupan masyarakat, mulai dari jalan yang sudah di aspal halus, fotokopi,hingga percetakan foto yang untuk ukuran daerah yang kecil sudah merupakan suatu yang wah..
Tapi, satu yang diri sangat sayangkan, yah itu...
Adaik Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
ketika diri shalat maghrib di surau yang waktu kecil dulu diri sering tidur di sana, knapa sekarang sangat sepi, yang diri lihat yang jadi imam waktu itu adalah bukan orang yang diri kenal, tetapi pendatang...lalu kemana masyarakat asli...dulu biasanya shalat maghrib makmum nya bisa sampai 2 shaf, sekarang 1 shaf saja tidak penuh. Dulu... yang biasanya anak anak kecil dan remaja yang mengisi shaf shalat, sekarang hanya orang-orang tua saja...
Memang....zaman sudah berubah,,,dan dunia semakin tua, dan banyak hal yang telah berubah....
do'a diri semoga hari perubahan itu akan datang kembali, hari dimana Minangkabau tercinta kembali ke Adaik Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah..
Amiiinn...
(special to Canduang: Bangkitlah!!!
Perantau musafir perjuangan
Tabahkanlah hatimu
Berjuang di rantau orang
Sedih pilu hanya engkau yang tahu
Ingatan anak dan isteri
Janganlah mengiris hatimu
Kerinduan desa nan permai
Janganlah melemahkan semangat juangmu
Di waktu ujian badai terus melanda
engkau tetap gigih berjuang
membenarkan sabda junjungan
Terus memburu menuntut janji
Pastilah Islam gemilang lagi
Tapi pejuang kembara perjuangan
Ujian bukan batu penghalang
Kerana itulah syarat dalam berjuang
Oh pejuang
Di manapun ada ketenangan
Di manapun ada kebahagiaan
Bila insan kenal pada Tuhan
Kasih sayang dan pembelaan-Nya
bagi insan yang menyerahkan
Jiwa dan raga, anak dan isteri
Kepada Allah
Tetap Berjuanglah Sobat>
1 komentar:
Wah... yang habis mudik... aku juga ding... bedanya situ naek pesawat aku naek Sepur (Kereta)..
Posting Komentar