Derita Suami

Jodoh, ajal, maut, perpisahan dan pertemuan telah diatur oleh Allah. Begitulah yang terjadi pada diriku malam itu ketika sedang menyemak bacaan al-Qur'an kawan di premis perniagaannya. Seorang laki-laki kira-kira berumur awal 40-an datang ke kedai itu untuk memperbaiki celana panjangnya yang kurang selesa dipakainya. Saat itu dia ternampak sebuah kitab suci al-Qur'an mungil yang ada dalam genggamanku. Lantas dia bertanya "Boleh ke baca al-Qur'an kecik tu, nampak ke?" "Insya Allah", jawabku. Lalu bertanya lah dia tentang diriku. Dari sana terbukalah perbualan kami tentang berbagai perrkara tentang Islam. Dari pandangan yang diberikannya, saya melihat dia adalah seorang yang 'educated'. Dia menawarkan diriku untuk mengajar anak-anak dan isterinya mengaji di rumahnya, siap antar jemput. Terus terang dia katakan bahawa isterinya adalah seorang saudara baru 'muallaf' berketurunan Cina. Setelah meminta nomor hpku dia minta izin untuk pergi.

Dua bulan kemudian dia menelponku untuk datang ke rumahnya. Aku pun menunggu mobil yang akan menjemputku untuk datang ke rumahnya. Sepanjang perjalanan menuju rumahnya, dia bercerita bahwa isterinya sudah lama memeluk agama Islam, lebih kurang 17 tahun. Waktu yang cukup lama dan panjang untuk mempelajari Islam bagi seorang Muallaf. Tapi sepanjang waktu itu, dia tidak dapat mendidik isterinya untuk menjalani hidup sebagai seorang muslimah. Ada beberapa faktor yang membuat masa ini berlalu begitu saja, antaranya sikap dia yang agak keras dalam mendidik anak dan isterinya hingga hati isterinya makin jauh dari cahaya iman. Di samping itu, isterinya adalah seorang bos besar di salah satu hypermarket di Malaysia. Siapa saja yang mendengar namanya, orang pasti akan 'respect' kepadanya. Itulah nikmat dunia yang diberikan Allah padanya. Kecintaannya pada dunia kerjanya telah melalaikan dia untuk mengenal Islam lebih dalam lagi.Tapi satu yang dia kagum pada isterinya adalah sifat pemurah, hati yang tulus menolong sesama, hati yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang kaya.

Ceritanya lagi, dia pernah mendatangkan seorang ustazah lulusan Madinah ke rumahnya pada tahun 2003, tapi hanya setahun saja karena ustazah tersebut meahirkan dan sibuk mengurus rumah tangganya. Selama empat tahun dia tidak mengaji, tidak belajar shalat lagi. "Sudah 17 tahun saya berdoa untuknya agar dibukakan pintu hatinya untuk menjalankan perintah agama sebagai seorang muslimah, tapi sampai sekarang keadaannya tidak berubah. Yang dia tahu hanya babi itu haram bagi umat Islam. Saya takut bila ajal datang menjemputnya, dia belum sempat bertaubat. Apa yang akan terjadi pada diri saya nanti di akhirat. Jika saya ditakdirkan masuk syurga, sedangkan dia di neraka, pasti langkah saya akan tertahan di pintu syurga karena saya hanya memikirkan pahala untuk diri saya saja. Akhirnya apa yang terjadi pada diri saya? Semua pahala amalan saya akan diambil dan diagih-agihkan pada isteri saya yang tidak bernasib baik".

Terpegun saya mendengar ceritanya. Alangkah sabarnya dia menjaga dan berdoa siang dan malam untuk isterinya.Tujuh belas tahun bukan waktu yang singkat untuk mendoakan isteri agar kembali ke pangkal jalan. Begitu besar tanggung jawab seorang suami. Kewajiban yang terlalu banyak cabangnya, bukan melibatkan soal kelangsungan hidup saja. Tetapi segala hal yang berkaitan dengan hukum halal haram dalam keluarga adalah tugas suami. Dihadapan Allah nanti semuanya perlu dijawab (terhadap keluarga dan diri sendiri).

Isteri tidak menanggung dosa suami yang cuai dengan perintah Allah. Tetapi jika isteri yang cuai perintah Allah, suami tidak bisa terlepas. Jika bernasib baik, selamat. Tapi jika tersabit, sesungguhnya azab Allah maha dahsyat.

Tapi kita mesti ingat bahwa suami juga memegang 'tiket syurga' isteri. 'Tiket syurga' bagi para isteri ibarat berada di tangan suami. Ini kerana laluan para isteri untuk masuk ke syurga bergantung pada sejauh mana suami redha terhadap mereka dalam keadaan mereka patuh kepada segala suruhan Allah.

Untuk mendapat redha suami tidak boleh tidak dengan ketaatan. Segala tanggung jawab isteri mungkin tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya tanpa disertai ketaatan. Dari ketaatanlah akan timbul rasa suka dan rela berbuat apa saja untuk suami.

Jika suami tidak redha kepada isteri, implikasinya besar, bukan saja di dunia bahkan boleh membawa ke akhirat. Perkara ini berkaitan dengan peristiwa ketika Rasulullah s.a.w menadah tangan mengaminkan doa sejurus sebelum baginda mengimamkan satu shalat sunat Idul Fitri. Para sahabat mendengar baginda menyebut "Amin" sebanyak tiga kali tanpa mendengar baginda membaca doa. Apabila ditanya, Rasulullah s.a.w berkata bahawa baginda mengaminkan doa yang dibaca oleh Malaikat Jibril a.s atas permintaan Jibril sendiri.

Menurut baginda, Malaikat Jibril berdoa agar Allah tidak menerima segala amal ibadat sepanjang bulan Ramadhan yang dilakukan oleh anak-anak yang durhaka. Malaikat Jibril juga mendoakan yang sama terhadap isteri-isteri yang durhaka dan kemudiannya terhadap orang yang tidak mahu memaafkan orang lain.

Bagi para suami pula, mereka harus berlapang dada dengan kekurangan dan kelemahan isteri. Rasulullah s.a.w telah mencontohkan kepada kita sikap seorang suami yang baik. Walaupun baginda seorang ketua negara dan panglima perang yang hebat, baginda mampu meletakkan dirinya sebagai suami dan ayah yang baik. Untuk melayakkan diri untuk ditaati, suami harus terlebih dahulu berusaha mentaati Allah dan Rasul-Nya supaya Allah permudahkan isteri dan anak-anaknya untuk taat kepadanya.

Setahun sudah berlalu, keadaan sudah mulai berubah sedikit demi sedikit. Isterinya yang dahulu tidak pernah menunaikan shalat sudah mulai berjinak-jinak untuk melakukan fardu shalat lima waktu. Walaupun dari aspek lain belum bisa dibenahi, mudah-mudahan ini adalah langkah awalnya untuk menjadi seorang muslimah sejati. Sang suami yang dulu berwajah syugul memikirkan nasib akhiratnya, mulai berwajah ceria, mengucapkan puji syukur karena Allah masih membuka pintu hidayah-Nya untuk isterinya. Doanya selam tujuh belas tahun sudah dimakbulkan Allah. Subhanallah. Mampukah kita menunggu waktu sepanjang itu untuk berdoa agar Allah memakbulkan satu permintaan kita? Kebahagiaan dan keceriaan yang nampak pada keluarga mereka adalah anugerah terindah bagi hamba-Mu ini.


NOFRI YENI
Kuala Lumpur

http://eramuslim.com/oase-iman/derita-suami.htm


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Kedua

Berusahalah utk bersabar hingga datang saatnya untuk 'diselamatkan'...